Untuk perempuan yangmenulis namaku di atas pasir
Pada ayat yang pertama; kutulis namamu nis serupa kembang
tujuh rupa
Pada bab yang ke-dua;
‘Salam nisa’ bahwa kita pernah dipertemukan sepi
Di lembar itu ada ayat-ayat yang menjelma tanggal serupa
namamu yang tak pernah tuntas kutulis baik dalam sajak yang lupa kumenyimpannya
atau yang gelisah kubaca
Karena engkau nong ati nisun selawase
Tapi tanggal Afrilia berubah sayangku, berubah tanggal
Nabilia 
dan bulan Annisa serupa kitap Selvilia yang mengantarkanku
pada arah menuju pulang dalam resah hatinya dan kematianku yang pertama
Pada bab yang ke-tiga
Bacalah suratku sayang... meski sudah kehilangan banyak
kalimat
Karena engkaulah takwil mimpi sebagai perempuan pertama yang
akan menemaniku di negeri penyair tak bernama
Beri ruh anak puisiku sayang... agar hidup melampaui zaman
Ajari dia membaca waktu yang manis serupa raktat usia yang
mengikuti jalan takdirnya yang semakin memutih. hatiku pun sama manisku...
karena cinta, hingga surga pun tamat dalam sajakku yang pertama karena
kemulyaan rupamu
Pada bab yang ke-empat
Nisa, riko sici-sici nong ati nisun selawase
30 Mei 2014
Mahasiswa Aqidah Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta



0 komentar:
Posting Komentar