Mahasiswa Terdampar
Hari pertama, saya diperkenalkan dengan
Orang-orang sakral di ladang yang bercukai,
Begitu pun kata mereka:
kami sudah saling mengenal dan saling bercocok tanam.
Hari kedua, kami diperkenalkan dengan ladang yang berbeda .
Di ladang yang subur ini tidak sembarangan bibit bisa ditanam
Bukan karena angkuh atau tidak tumbuh,
Hanya saja akar yang ia bawa tidak sama dengan tanah medekah.
Hari ketiga, kami diperkenalkan dengan pelajaran-pelajaran
Yang katanya mengandung masa depan-masa depan yang terang.
Kami seakan dipaksa untuk mendengarkan pepatah-pepatah yang biasa berkeliaran di telinga yang resah.
Di tengah perjalanan menuju hari selanjutnya ia berpesan katanya kami tidak perlu lagi dipantau ia bilang warnanya sudah berkibar
Ciputat 2014
(Dimuat di Tabloid LPM Institut, edisi April 2014)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)




4 komentar:
Aku tak paham dg maksud tersirat dlm puisi ini, tp aku suka racikan kata2nya. Sedap
Hahaha.... Sama dengan sya ketika saya mendengarkan lagu barat atau ketika sya mendengarkan org ngaji yg dialunkan dgn seindah mungkin dan sya tdk ngarti dgn apa yg dibaca itu tpi sya seneng mendengarnya atau membacanya. Dan sya rsa lagu atau alqur'an tersbut mempunyai makna tersndiri diluar pengathuan sya. Sma halnya dgn puisi. Hehehe..
pemilihan diksi bahasanya sangat rapi,,, saya tidak paham sama sekali,,, :D
beeekh mantap kali ini tulisa
Posting Komentar